I S L A M dan I L M U N Y A
Setiap
peristiwa mengandung I’tibar.
Ta’bir itu adalah merupakan
pemberian atau karunia dari Allah Ta’ala yang hanya diberikan kepada
orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepadaNya. Dengan adanya ta’bir itu
dapat mengambil i’tibar atas kejadian yang diturunkan Allah Ta’ala kepada
hambanya didalam dunia ini.
“Man adzinalahu fit-ta’biyri fahimat
fii masaa mi’il-khalqi ‘ibaaratuhu wajaliyat ilaiyhim isyaratuhu”.
“Barang siapa
yang dipernankan pemberian oleh Allah tentang i’tibar {memperhatikan sesuatu
dengan teliti untuk mendapatkan suatu pegangan} maka ibaratnya dapat diterima
oleh manusia, serta jelasnya {petunjuk} mereka”.
Apabila mereka {orang yang diperkeenankan Allah Ta’ala tentang i’tibar}
bila Ia mengibaratkan sesuatu atau memberikan keterangan dapatlah diterima
dengan jelas oleh semua manusia. Ta’bir, Ibrah dan I’tibar adalah sesuatu yang
banyak disebutkan oleh Allah Ta’ala di dalam Al Qur’an. Karena ta’bir, ibrah dan i’tibar merupakan bagian
kehidupan Insan yang di beritahukan Allah Ta’ala kepada hambanya yang tha’at.
Betapun masalah ini adalah masalah yang amat penting akan tetapi pada sa’at
sekarang ini hanya sedikit sekali memperhatikan dan mengutamakannya.
Sesungguhnya hal ini sangat penting dan utama sekali, sehingga Allah Ta’ala
menyebutkan berulang-ulang, terutama untuk menjadi pegangan bagi yang beriman
dan tha’at demi masa kemasa. Dan dengan
adanya kejadian itu pula manusia bisa memahami hal yang sebenarnya.
Sebagaiman firman Allah Ta’ala didalam Al Qur’an :
“Zhaharal fasaadu filbarri
wal-bahhri bimaa kasabat aydiyn-nasi liyudzi yaqahum ba’dhal-ladzi ‘amilu
la’allahum yar ji’uwna”.
“Telah timbul
kerusakan didarat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia supaya Allah
merasakan kepadanya sebagian dari {akibat} perbuatannya, agar mereka kembali
{kejalan yang benar”.{QS. Ar Ruum. 41}.
Dari itu manusia bisa terbawa kealam
yang lebih sadar, bahwa semua kejadian itu adalah dijadikan Allah Ta’ala.
Disebabkan Ia mau memperhatikan atau menelaah sesuatu dengan sepenuh daya
kemampuan, {apakah itu benda atau peristiwa} lalu dapat diambil faedah dari
padanya. Demikianlah haqiqaht kata: ta’bir, ibrah dan i’tibar yang mula asal
katanya {‘abara} lalu lahirlah kata ta’bir, ibrah dan i’tibar. Yang dari kata
itu mempunyai arti : memperhatikan sesuatu untuk mendapatkan suaatu pegangan.
Menjadikan sesuatu pada diri sendiri,
masyrakat, negara dan dunia ini, dalam sesuatu telaah yang dalam dan seksama,
lalu daripadanya itu diambil intisarinya untuk mendapatkan pegangan diri, hati
dan fikiran. Maka itulah yang dinamakan Ta’bir, Ibrah dan I’tibar. Secara
ringkas dapat dikatakan plajaran yang didapat dari sesuatu. Dan didalam Al
Qur’an banyak sekali Allah Ta’ala menyebutkan kehidupan ummat terdahulu dari
masa Nabi Adam a.s. sampai kepada Nabi Muhammad s.a.w. baik mereka yang tha’at kepada
Allah Ta’ala maupun yang ingkar kepadaNya.
“Laqad kana fii qashashihim
‘ibrahtun li-ulil-albabi maakana hhadiysyan yuftaraa walakin tashditqal-iadzi
baiyna yadaiyhi wa tafshila kulli syaiy-in wahudan warahhmatanl-liqauwmin
yukminuuna”.
“Sesungguhnya pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai ‘aqal. Al Qur’an
itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan {kitab-kitab}
yang sebelumnya, dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman”.{QS. Yusuf. 111}.
Dan segala peristiwa yang terjadi pada
zaman masa Nabi Muhammad s.a.w. diharafkan orang yang beriman mengambil
pelajaran untuk masa yang berlaku tentang
kehidupan dirinya. Seperti peristiwa perang Badhar yang disebutkan yaitu
“Ummul Abthal” {Ibu para pahlawan}. Karena melahirkan tokoh-tokoh Islam. Yang
dalam perang itu ummat Islam maju dengan jumlah sedikit tetapi membawa Iman,
sedang musuh mereka orang Quraisy datang dengan jumlah besar dan dengan
persenjataan yang hebat, namun akhirnya orang berimanlah yang mendapatkan
kemenangan. Dan juga Allah Ta’ala menurunkan para Malaikat untuk memberi pertolonganNya.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam AlQur’an :
“Sesunggunya
telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu {bertempur}.
Segolongan berperang dijalan Allah dan {segolongan} yang lain kafir yang dengan
mata kepala melihat {seakan-akan} orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka.
Allah menguatkan dengan bantuanNya siapa yang dikehendakkiNya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata
hati”.
{QS. Ali ‘Imran. 13}.
Demikian juga pergantian malam dan
siang {maju mundurnya ummat}, pun Allah Ta’ala memerintahkan manusia
menelaahnya dengan seksama karena ada pelajaran yang terkandung didalamnya
untuk kehidupan manusia itu sendiri.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al Qur’an :
“Allah
menggantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat
pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan”.{QS. An Nuur.44}.
Didalam surat An Naziaat Allah
Ta’ala menceritakan bagaimana perjuangan Nabi Musa a.s. menghadapi keingkaran
dan kezhaliman Firaun yang sangat kejam. Dan kesudahan nasib Firaun dalam
kekejaman itu, lalu Allah Ta’ala memerintahkan para mu’minin dldalam Al Qur’an
:
“Inna fii
dzaalika la’ibratan limay-yakhsyaa”.
“Sesungguhnya
pada {peristiwa} yang demikian itu ada pelajaran bagi orang yang takut {pada
Allah}”. {QS. An
Naziaat. 26}.
Dan demikianlah ayat yang berkenan
dengan Ta’bir, Ibrah dan I’tibar yang semua orang beriman dituntut dan diberi
izin Allah Ta’ala untuk mengambil pelajaran pada tiap-tiap kejadian atau
peristiwa yang terjadi di alam dunia ini.